Rabu, 29 April 2015

Analisis tenntang Manfaat teknologi informasi untuk Bimbimgan dan Konseling



1.Manfaat Teknologi Informasi Bagi BK di Sekolah
Dalam era globalisasi, kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi telah memungkinkan terjadinya pertukaraninformasi yang cepat tanpa terhambat oleh batas ruang dan waktu. Hal ini tentu berimbas kepada proses pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah, khususnya konselor. Seiring berkembangya jaman, konselor juga harus mengerti mengenai perkembangan teknologi, minimal dapat mengoperasikan komputer dan memiliki akun media sosial.
Bimbingan dan Konseling di sekolah sebagai sutau proses pemberian bantuan kepada siswa atau konseli dilaksanan dengan berbagai macam layanan. Metode pelaksanaan layanan kepada siswa atau konseli dapat dilaksanakan dengan berbagai cara. Maksudnya, layanan bimbingan dan konseling kepada siswa atau konseli dapat diberikan dengan cara tatap muka atau face to face dan bisa juga dengan cara cyber counseling, seperti konseling melalui video call.
Dengan seiring berkembangnya segala aspek kehidupan, teknologi informasipun turut mengambil peran dalam pelayanan bimbingan konseling. Selengkapnya, mari kita simak beberapa manfaat teknologi informasi berikut ini.

Manfaat teknologi informasi menurut beberapa Guru Bimbingan dan konseling SMP dan SMA
1.      Nama konselor: ibu Purbaniasita (SMAN 2 Malang)
Menurut ibu Purbaniasita, teknologi informasi bagi bimbingan dan konseling bermanfaat untuk menyimpan data-data siswa SMA atau konselinya guna kepentingan dalam memberikan pelayanan bimbingan dan konseling. Teknologi informasi juga membantunya dalam penyampaian materi saat bimbingan di kelas, khususnya penggunaan power point. Selain itu, teknologi informasi ini juga berfungsi sebagai media untuk mengontrol siswa karena konselor bisa langsung melihat kehidupan siswa atau konseli melalui media sosial yang dimilikinya.
2.      Nama konselor: ibu Nurul Zahroh (SMAN 2 Malang)
Menurut ibu Nurul Zahroh, teknologi informasi bagi bimbingan dan konseling di SMA bermanfaat untuk media berkomunikasi dengan konseli selain bertatap muka. Teknologi informasi juga berguna untuk menambah wawasan atau ilmu pengetahuan mengenai isu-isu terbaru yang berkenaan dengan perkembangan siswa di luar maupun di dalam sekolah sehingga dapat membantu dalam proses pemecahan masalah yang dialami konseli.
3.      Nama konselor: Indah Wahyuni (SMAN 2 Lumajang)
Menurut ibu Indah Wahyuni teknologi informasi bagi bimbingan dan konseling bermanfaat untuk membantu siswa saat akan mendaftar ke perguruan tinggi. Teknologi informasi sangat berguna dalam memberikan informasi mengenai penerimaan calon mahasiswa baru di perguruan tinggi dan memudahkan siswa saat mendaftarkan diri. Siswa tidak perlu langsung mendatangi universitas yang akan dimasukinya karena konselor bisa membantu siswa mendaftarkan diri secara online menggunakan komputer yang disediakan sekolah secara bersamaan. Teknologi informasi juga sangat berguna bagi siswa kelas XII yang akan terjun ke dunia kerja. Dalam hal ini siswa diberikan informasi mengenai peluang kerja maupun perusahaan-perusahaan yang dapat mereka masuki nantinya secara online. Selain itu, teknologi informasi juga berguna bagi media pembelajaran yang menarik pada saat bimbingan di dalam kelas dan juga sebagai media untuk berkomunikasi dengan siswa agar konselor dapat lebih dekat dengan konseli-konselinya.



2. Fenomena terkait dengan teknologi informasi untuk B.K

  • Edi Johan Syah Djula A.Md 17 November 2014

Bimbingan Konseling Gunakan Teknologi Informasi dalam proses pembelajaran
Jurusan bimbingan dan konseling Universitas Negeri Gorontalo mulai memperkenalkan penerapan teknologi indormasi dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling.
Sebelumnya dalam proses bimbingan dan konseling dilakukan dengan bertatap muka secara langsung antara konselor selaku pemberi bimbingan dan konseli sebagai penerima bimbingan.
Tapi kini dengan semakin berkembangnya zaman, proses bimbingan dan konseling bisa melalui instrumen media sosial seperti Facebook, twitter maupun e-Mail.
“Dengan menggunakan media sosial maka konseli tidak perlu bertatap muka secara langsung dengan konselor, dan ini lebih mudah dan efisien”ujar Meiske Puluhulawa, Ketua panitia seminar dan workshop nasional bimbingan dan konseling yang mengangkat tema pemanfaatan teknologi informasi dalam pelayanan bimbingan konseling di sekolah, Sabtu (15/11).
Menurutnya salah satu esensi dari pendidikan ialah dapat bersinergi dengan bidang lain seperti bidang teknologi yang selama ini memang sudah maksimla diterapkan dalam dunia pendidikan.
“Dalam rangka pengembangan pendidikan kita wajib melaksanakannya dengan sebaik-baiknya salah satunya dengan memanfaatkan teknologi”ujar Meiske.
Untuk memaksimalkan hal ini, kata meiske, mahasiswa di jurusan bimbingan dan konseling telah dibekali dengan materi tentang media dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling.
“Calon konselor itu, dalam hal ini mahasiswa telah dibekali dalam mata kuliah dan wajib diikuti”kata Meiske


 Manfaat TI dalam BK
Komputer merupakan salah satu media yang dapat dipergunakan oleh konselor dalam proses konseling. Pelling (2002) menyatakan bahwa penggunaan komputer (internet) dapat dipergunakan untuk membantu siswa dalam proses pilihan karir sampai pada tahap pengambilan keputusan pilihan karir. Hal ini sangat memungkinkan, karena dengan membuka internet, maka siswa akan dapat melihat banyak informasi atau data yang dibutuhkan untuk menentukan pilihan studi lanjut atau pilihan karirnya.
Manfaat penggunaan komputer (internet) adalah:
1. Pemanfaatan internet untuk survei, studi eksplorasi, mencari data, informasi atau dokumen elektronik yang berharga, dll.
2. Pemakaian email dan messaging dengan memperhatikan etika.
3. Publikasi pengumuman, makalah, materi ajar, program aplikasi gratis, data, dll. yang dinilai bermanfaat bagi masyarakat luas pada situs web (website).
4. Penyelenggaraan kompetisi ilmiah, seni, ketangkasan secara on line yang bernilai positif bagi masyarakat luas.
Data-data yang didapat melalui internet, dapat dianggap sebagai data yang dapat dipertanggungjawabkan dan masuk akal (Pearson, dalam Pelling 2002; Hohenshill, 2000). Data atau informasi yang didapat melalui internet adalah data-data yang sudah memiliki tingkat validitas tinggi. Hal ini sangat beralasan, karena data yang ada di internet dapat dibaca oleh semua orang di muka bumi. Sehingga kecil kemungkinan jika data yang dimasukkan berupa data-data sampah. Sebagai contoh, saat ini dapat kita lihat di internet tentang profil sebuah perguruan tinggi. Bahkan, informasi yang didapat tidak sebatas pada perguruan tinggi saja, tetapi bisa sampai masing-masing program studi dan bahkan sampai pada kurikulum yang dipergunakan oleh masing-masing program studi. Data-data yang didapat oleh siswa pada akhirnya menjadi suatu dasar pilihan yang dapat dipertanggungjawabkan. Tentu saja, pendampingan konselor sekolah dalam hal ini sangat diperlukan.
Sampsons (2000) mengungkapkan bahwa fasilitas di internet dapat dapat dipergunakan untuk melakukan testing bagi siswa. Tentu saja hal ini harus didasari pada kebutuhan siswa. Penggunaan komputer di kelas sebagai media bimbingan dan konseling akan memiliki beberapa keuntungan seperti yang dinyatakan oleh Baggerly sebagai berikut:
1. Akan meningkatkan kreativitas, meningkatkan keingintahuan dan memberikan variasi pengajaran, sehingga kelas akan menjadi lebih menarik;
2. Akan meningkatkan kunjungan ke web site, terutama yang berhubungan dengan kebutuhan siswa;
3. Konselor akan memiliki pandangan yang baik dan bijaksana terhadap materi yang diberikan;
4. Akan memunculkan respon yang positif terhadap penggunaan email;
5. Tidak akan menimbulkan kebosanan;
6. Dapat ditemukan silabus, kurikulum dan lain sebagainya melalui website; dan
7. Terdapat pengaturan yang baik
Selain penggunaan internet seperti yang telah diuraikan di atas, dapat dipergunakan pula software seperti microsoft power point. Software ini dapat membantu konselor dalam menyambaikan bahan bimbingan secara lebih interaktif. Konselor dituntut untuk dapat menyajikan bahan layanan dengan mempergunakan imajinasinya agar bahan layanannya tidak membosankan.
Program software power point memberikan kesempatan bagi konselor untuk memberikan sentuhan-sentuhan seni dalam bahan layanan informasi. Melalui program ini, yang ditayangkan tidak saja berupa tulisan-tulisan yang mungkin sangat membosankan, tetapi dapat juga ditampilkan gambar-gambar dan suara-suara yang menarik yang tersedia dalam program power point. Melalui fasilitas ini, konselor dapat pula memasukkan gambar-gambar di luar fasilitas power point, sehingga sasaran yang akan dicapai menjadi lebih optimal.
Gambar-gambar yang disajikan melalui program power point tidak statis seperti yang terdapat pada Over Head Projector (OHP). Konselor dapat memasukkan gambar-gambar yang bergerak, bahkan konselor bisa melakukan insert gambar-gambar yang ada di sebuah film.
Media lain yang dapat dipergunakan dalam proses bimbingan dan konseling di kelas antara lain adalah VCD/DVD player. Peralatan ini seringkali dipergunakan oleh konselor untuk menunjukkan perilaku-perilaku tertentu. Perilaku-perilaku yang tampak pada tayangan tersebut dipergunakan oleh konselor untuk merubah perilaku klien yang tidak diinginkan (Alssid & Hitchinson, 1977; Ivey, 1971, dalam Baggerly 2002). Dalam proses pendidikan konselor pun, penggunaan video modeling ini juga dipergunakan untuk meningkatkan keterampilan dan prinsip konseling yang akan dikembangkan bagi calon konselor (Koch & Dollarhide, 2000, dalam Baggerly, 2002).
Sebelum VCD/DVD player ini ditayangkan, seorang konselor sebaiknya memberikan arahan terlebih dahulu kepada siswa tentang alasan ditayangkannya sebuah film. Hal ini sangat penting, sebab dengan memiliki gambaran dan tujuan film tersebut ditayangkan, maka siswa akan memiliki kerangka berpikir yang sama. Setelah film selesai ditayangkan, maka konselor meminta siswa untuk memberikan tanggapan terhadap apa yang telah mereka lihat. Tanggapan-tanggapan ini pada akhirnya akan mempengaruhi bagaimana klien berpikir dan bersikap, yang kemudian diharapkan akan dapat merubah perilaku klien atau siswa.
Media E-learning, adalah metode belajar mengajar baru yang menggunakan media jaringan komputer dan Internet, tersampaikannya bahan ajar (konten) melalui media elektronik, otomatis bentuk bahan ajar juga dalam bentuk elektronik (digital), dan adanya sistem dan aplikasi elektronik yang mendukung proses belajar mengajar.
Manfaat dari E-learning adalah:
• Pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility).
• Bertambahnya Interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur (interactivity enhancement).
• Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (global audience).
• Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities).
Kerugian TI dalam BK
Pelling (2002) menyatakan bahwa, walaupun saat ini masyarakat sangat tergantung pada teknologi, tetapi di lain pihak, masih banyak diantara kita yang mengalami ketakutan untuk mempergunakan teknologi.
Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar masyarakat kita masih percaya bahwa pernyataan-pernyataan yang diberikan oleh orang tua atau orang yang dituakan masih dianggap lebih baik. Hal ini tidak lepas dari budaya paternalistik yang melingkupi masyarakat kita.
Sebaik apapun teknologi yang berkembang, tetapi jika pola pikir masyarakat masih terkungkung dengan nilai-nilai yang diyakini benar, maka data atau informasi yang didapat seakan-akan menjadi tidak berguna. Sebagai contoh, seorang siswa akan memilih jurusan di perguruan tinggi. Mungkin mereka akan mencari informasi sebanyak mungkin, dan konselor akan memfasilitasi keinginan mereka. Tetapi, pada saat mereka dihadapkan untuk menentukan dan memilih jurusan yang akan diambil, maka tidak jarang dari mereka akan berkata, “Saya senang dengan jurusan A, tetapi nanti tergantung pada orang tua saya”.
Contoh lain, saat ini perkembangan teknologi sudah berkembang dengan demikian pesat. Tiap manusia dapat berkomunikasi tanpa dibatasi rentang ruang dan waktu. Tetapi dalam budaya tertentu, alat komunikasi ini bisa menjadi “tidak bermanfaat”. Restu orang tua merupakan hal yang dianggap sakral oleh sebagian budaya tertentu, bahkan meminta restu ini akan lebih afdol jika dilakukan dengan melakukan sungkem. Untuk menunjukkan perilaku ini, maka seringkali mereka melupakan kecanggihan piranti komunikasi yang sudah canggih, walau jarak yang ditempuh untuk mendatangi orang tua relatif jauh.
Hal lain yang terkait dengan penggunaan media dalam bimbingan dan konseling adalah sasaran pengguna seringkali disamakan. Walaupun ragam media sudah bermacam-macam, tetapi media ini seringkali masih belum bisa menyentuh sisi afektif seseorang. Dalam bimbingan dan konseling dikenal istilah empati. Penggunaan media, seringkali pula akan “menghilangkan” empati konselor, jika konselor mempergunakan media sebagai alat bantu utama.
Klien datang ke ruang konseling tidak selalu membutuhkan informasi dari internet atau komputer, bahkan ada kemungkinan klien atau siswa datang ke ruang konseling juga tidak membutuhkan bantuan dari konselor secara langsung melalui proses konseling. Tetapi adakalanya, siswa atau klien datang ke ruang konseling hanya ingin mendapatkan senyuman dari konselor atau penerimaan tanpa syarat dari konselor.
3. Menurut pendapat saya teknologi informasi untuk B.K adalah sangat penting selain di gunakan untuk menganaisis data-data siswa bisa juga untuk:
1.      Membantu konselor dalam mengolah dan menyimpan data konseli secara lebih aman dan data lainnya yang dibutuhkan dalam BK.
2.      Membantu konselor untuk melakukan cyber counseling.
3.      Membantu konselor untuk mempublikasikan informasi secara up to date dan lebih luas jangkauannya tanpa harus bertemu secara face to face.
4.      Membantu konselor dalam berkomunikasi dengan konseli lebih mudah.


   Download disini; Analisis_tentang_manfaat_TI.BK 

SSEMOGA BERMANFAAT :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar