Rabu, 15 April 2015


KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING KELOMPOK

A.      Pengertian Bimbingan Kelompok Menurut Para Ahli
1.      Menurut Prayitno ( 1995 : 62 ) menyatakan Bimbingan kelompok berarti memanfaatkan dinamika untuk mencapai tujuan-tujuan bimbingan dan konseling. Bimbingan kelompok lebih merupakan suatu upaya bimbingan kepada individu-individu melalui kelompok.
2.      Menurut W.S.Winkel dan M.M. Sri Hastuti. (2004:111). Bimbingan kelompok dilakukan bilamana siswa yang dilayani lebih dari satu orang. Bimbingan kelompok dapat terlaksana dengan berbagai cara, misalnya dibentuk kelompok kecil dalam rangka layanan Konseling (konseling kelompok), dibentuk kelompok diskusi, diberikan bimbingan karier kepada siswa-siswi yang tergabung dalam satu kesatuan kelas di SMA. Dalam bimbingan kelompok merupakan sarana untuk menunjang perkembangan optimal masing-masing siswa, yang diharapkan dapat mengambil manfaat dari pengalaman pendidikan ini bagi dirinya sendiri.
Jadi dapat disimpulkan kegiatan bimbingan kelompok merupakan salah satu layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada sejumlah individu dalam bentuk kelompok dengan memanfaatkan dinamika kelompok untuk membahas topik tertentu  yang dipimpin oleh pemimpin kelompok bertujuan menunjang pemahaman, pengembangan dan pertimbangan pengambilan keputusan/ tindakan individu.
3.      Menurut Dewa Ketut Sukardi (2002 :48), bimbingan kelompok yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu (terutama dari pembimbing/ konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupannya sehari-hari baik individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
4.      Menurut Prof. Mungin (2005 : 17) menyatakan bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan kelompok di mana pimpinan kelompok menyediakan informasi-informasi dan mengarahkan diskusi agar anggota kelompok menjadi lebih sosial atau untuk membantu anggota-anggota kelompok untuk mencapai tujuan-tujuan bersama.
5.      Menurut Juntika (2003 : 31),bimbingan kelompok merupakan bantuan terhadap individu yang dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok dapat berupa penyampaian informasi ataupun aktivitas kelompok membahas masalah-masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi dan sosial.
B.       Pengertian Konseling Kelompok
1.      Menurut Prayitno (2004) layanan konseling kelompok pada dasarnya adalah layanan konseling perorangan yang dilaksanakan didalam suasana kelompok. Disana ada konselor dan ada klien, yaitu para anggota kelompok (yang jumlahnya minimal dua orang). Disana terjadi hubungan konseling dalam suasana yang diusahakan sama seperti dalam konseling perorangan yaitu hangat, permisif, terbuka dan penuh keakraban. Dimana juga ada pengungkapan dan pemahaman masalah klien, penelusuran sebab-sebab timbulnya masalah, upaya pemecahan masalah (jika perlu dengan menerapkan metode-metode khusus), kegiatan evaluasi dan tindak lanjut.
2.      Menurut Dewa Ketut Sukardi (2003) konseling kelompok merupakan konseling yang di selenggarakan dalam kelompok, dengan memanfaatkan dinamika kelompok yang terjdi di dalam kelompok itu. Masalah-masalah yang dibahas merupakan masalah perorangan yang muncul di dalam kelompok itu, yang meliputi berbagai masalah dalam segenap bidang  bimbingan (bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir).
3.      Menurut Winkel (2007) konseling kelompok adalah suatu proses antarpribadi yang dinamis, yang terpusat pada pemikiran dan perilaku yang disadari.
4.      Menurut Gazda (1989) dalam Tatik Romlah (2001) konseling kelompok adalah suatu proses antar pribadi yang dinamis yang memusatkan diri pada pikiran dan perilaku yang sadar dan melibatkan fungsi-fungsi seperti sikap permisif, orientasi pada kenyataan, katarsis, saling pengertian, saling menerima dan membantu.
5.      Menurut Tatik Romlah (2001) konseling kelompok adalah upaya untuk membantu individu agar dapat menjalani perkembangannya dengan lebih lancar, upaya itu bersifat pencegahan serta perbaikan agar individu yang bersangkutan dapat menjalani perkembangannya dengan lebih mudah.
Dari uraian-uraian yang disampaikan beberapa ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwasannya konseling kelompok merupakan salah satu layanan konseling yang di selenggarakan dalam suasana kelompok yang memanfaatkan dinamika kelompok, serta terdapat hubungan konseling yang hangat, terbuka, permisif dan penuh keakraban.hal ini merupakan upaya individu untuk membantu individu agar dapat menjalani perkembangannya dengan lebih lancar, upaya itu bersifat preventif dan perbaikan. Sebab, pada konseling kelompok juga ada pengungkapan dan pemahaman masalah klien, penelusuran sebab-sebab timbulnya masalah, upaya pemecahan masalah, kegiatan evaluasi dan tindak lanjut.

C.      Kesalahpahaman mengenai Bimbingan dan Konseling Kelompok
Berikut ini ada beberapa kesalahpahaman (miskonsepsi) yang berkembang di masyarakat yang berpengetahuan awam tentang bimbingan dan konseling. Diantaranya adalah:
1.      Kerancuan antara “bimbingan kelompok” dengan “membimbing kelompok”
Bimbingan kelompok sering diartikan sebagai usahsa membimnbing kelompok klien(dalam hal ini siswa) agar kelompok yang dibimbing menjadi lebih kokoh dan mandiri. Misalkan membimbing kelompok belajar yang awalnya renggang dan bergantung pada kelompok lain dan menjadikannya kelompok belajar yang lebih kokoh dan tidak terlalu bergantung dengan kelompok belajar yang lain. Dari satu segi,memang sangat dibenarkan bahwa di sekolah menang perlu diadakan atau dibentuk kelompok siswa yang kokoh dan mandiri agar kelompok yang sengaja dibentuk itu,dapat dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan tertentu. Kelompok sains club,IT-club,language club,atau pun social club,atau pun kelompok-kelompok lainnya,semuanya perlu dibentuk menjadi lebih kuat agar masing-masing kelompok itiu dapat melaksanakan kegiatannya dan mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan. Guru pembimbing memang perlu andil dalam membimbing kelompok agar menjadi yang terbaik. Namun,yang perlu dicatat adalah bahwa kegiata membimbing kelompok seperti itu tidak dikategorikan ke dalam “bimbingan kelompok” sebagai salah satu layanan bimbingn dan konseling. “membimbing suatu kelompok” atau “bimbingan suatu kelompok” tidak sama dengan “bimbingan kelompok”. Membimbing kelompok berarti “membesarkan kelompok”. Sedangkan “bimbingan kelompok” sama arti nya dengan memanfaatkan potensi dan dinamika untuk mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan dari layanan bimbingan dan konseling. Bimbingan kelompok lebih merupakan usaha bimbingan yang diberikan kepada individu melalui kelompok-kelompok.
2.      Bimbingan kelompok disamakan saja kegiatan kelompok.
“bimbingan kelompok” sering juga diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan dalam,oleh dan untuk kelompok yang bersangkutan. Kegiatan IT-club misalnya,adalah benar bahwa IT-club dilakukan bersama oleh sekelompok orang;banyak unsure kebersamaan yang ada pada kegiatan IT-club tersebut. Dari segi tujuannya,juga benar bahwa kegiatan IT-club dapat memberikan dampak positif bagi para anggotanya(yaitu dapat meningkatkan kemampuan menggunakan tehnologi terapan yang paling terbaru).
Namun demikian,kegiatan IT-club belum dapat dikategorikan sebagai bimbingan atau konseling kelompok apabila dinamika kelompok yang terkandung dalam kegiatan IT-club tidak ditumbulkan dengan sengaja dalam dan dikendalikan cermat oleh pemimpin kelompok yang yang berperan sebagai pemimpin untuk kepentingan orang-orang yang menjadi peserta kegiatan itu.
3.      Bimbingan kelompok disamakan saja dengan diskusi.
Kegiatan diskusi dianggap sebagai bimbingan kelompok. Memang benar kegiatan diskusi adalah kegiatan kelompok dan tujuan diskusi adalah memecahkan suatu masalah tertentu dan dibenarkan juga bahwa dalam diskusi para pesertanya berkemungkinan lebih pandai berargumentasi,berani mengemukan pendapat,dan lain sebagainya. Akan tetapi,dalam forum diskusi bebas,sering kali suasana berkembang menjadi panas saling mementingkan ego masing-masing. Kegiatan diskusi pun tidak selalu menjadi atau tidak dengan sendirinya menjadi kegiatan bimbingan kelompok.
Hal-hal seperti itulah yang justru bertentangan dengan tujuan bimbinga dan konseling,dan hal itu tidak mungkin terjadi dalam suatu kegiatan bimbingan kelompok atau konseling kelompok yang dikelola dengan baik.
4.      Bimbingan kelompok membahas masalah yang sama?
Bimbingan kelompok sering kali dianggap sebagai kegiatan bimbingan yang diberikan kepada sekelompok siswa yang mengalami masalah yang sama. Pada hal perlu diingat,dalam konteks bimbingan dan konseling,setiap masalah adalah unik. Dan oleh karena itu juga,setiap masalah harus didekati dari sudut keunikannya. Menganggap semua masalah yang dialami individu adalah sama,sudah pasti tidak selaras dengan orientasi keunikan individual dalam pelayanan bimbingan dan konseling.
Satu hal mendasar yang perlu dipertanyakan adalah,sampai seberapa jauhkah dinamika kelompok di kembankan dan di kendalikan dalam suatu kegiatan-kegiatan tertentu. Misalkan mengenai penerangan tentang akibat adanya pergaulan bebas pada remaja-remaja masa kini,upaya pengurangan kegiatan mencontek,dan latihan mengerjakan soal-soal.
Namun apabila dinamika kelompok yang dikembangkan kurang tepat,maka boleh jadi kegiatan-kegiatan tersebut tidak ada bedanya dengan kegiatan pengajaran atau latihan,dan bahkan lebih tepat nya disebut dengan layanan informasi.
5.      Bimbingan kelompok di fokuskan pada pemberian informasi.
Bimbingan kelompok,sering kali difokuskan pada pemberian layanan informasi kepada sekelompok individu/klien/siswa. Lebih parahnya lagi,pandangan semacam ini banyak dianut oleh orang yang tidak begitu awam dengan bimbingan konseling.
Statement (anggapan) hampir sama dengan kesalahpahaman yang keempat tadi,yang tidak mempersoalkan pengembangan dan pengendalian dinamika kelompok dalam kelompok-kelompok tertentu,dan yang terbentuk hanyalah wadah pemberian layanan informasi.
D.      Tujuan Bimbingan dan Konseling Kelompok
Tujuan Bimbingan Kelompok
-          Tujuan Umum
Secara umum layanan bimbingan kelompok bertujuan untuk pengembangan kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampuan berkomunikasi perserta layanan (siswa).
-          Tujuan Khusus
Secara lebih khusus layanan bimbingan kelompok bertujuan untuk mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang perwujudan tingkah laku yang lebih efektif, yaitu peningkatan kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun non verbal para siswa.
Menurut Prayitno (1995 : 70) tujuan yang ingin dicapai dalam bimbingan kelompok yaitu penguasaan informasi untuk tujuan yang lebih luas, pengembangan pribadi, dan pembahasan masalah atau topik-topik umum secara luas dan mendalam yang bermanfaat bagi para anggota kelompok
Menurut Mungin Eddy Wibowo, (2005:17).Tujuan bimbingan kelompok adalah untuk memberi informasi dan data untuk mempermudah pembuatan keputusan dan tingkah laku.

Tujuan Konseling Kelompok
1.      Menurut Dewa Ketut Sukardi, (2002:49).Tujuan konseling kelompok meliputi:
-        Melatih anggota kelompok agar berani berbicara dengan orang banyak
-        Melatih anggota kelompok dapat bertenggang rasa terhadap teman sebayanya
-        Dapat mengembangkan bakat dan minat masing-masing anggota kelompok
-        Mengentaskan permasalahan – permasalahan kelompok.
2.      Menurut Prayitno, (1997:80). Konseling kelompok memungkinkan siswa memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami melalui dinamika kelompok.
3.      Menurut Mungin Eddy Wibowo, (2005:20). Tujuan yang ingin dicapai dalam konseling kelompok, yaitu pengembangan pribadi, pembahasan dan pemecahan masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok, agar terhindar dari masalah dan masalah terselesaikan dengan cepat melalui bantuan anggota kelompok yang lain.
E.       Perbedaan Antara Konseling Kelompok dengan konseling Individual
(Menurut G.M. Gazda, 1970 dalam Sukirman, 1987)

Aspek
Teknik Konseling Kelompok
Teknik Konseling Individual
Hubungan antara pribadi
Terjadi antara konseli dengan konselor dan antar sesama konseli sendiri
Terjadi antar konseli dengan konselor saja
Tanggung jawab klien
Konseli bertanggung jawab atas tingkah lakunya sendiri dan sesama konseli (membantu)
Konseli lebih banyak tergantung pada konselor
Pusat perhatian
Konseli lebih memusatkan perhatian pada hal-hal yang terjadi di dalam kelompok
Konseli lebih terpusat pada hal-hal yang terjadi diluar kelompok
Reality testing
Memberi kesempatan pada konseli untuk mengadakan reality testing terhadap masalah-masalah mereka maupun perubahan tingkah laku yang ingin dicobanya 
Kemungkinan untuk mengadakan reality testing hanya terbatas pada konselor
Insight
Perubahan tingkah laku sering tanpa disertai “insight”
Diperlukan “insight” sebelum mengadakan perubahan tingkah laku dalam situasi yang nyata
Suasana   dalam situasi kelompok
Adanya suasana permissiveness, acceptance, support dan tekanan dari bantuan kelompok sehingga mempermudah konseli untuk mendiskusikan masalah yang dirasakan sukar baginya.
Suasana yang tidak memberikan kemudahan secara penuh untuk mendiskusikan masalah
Jumlah konseli yang di dapat
Memungkinkan seorang konselor membantu lebih banyak klien dalam satu waktu
Satu waktu hanya dapat membantu satu konseli




Tidak ada komentar:

Posting Komentar